Selasa, 27 September 2011

JALUR MATI KERETA API

JALUR MATI KERETA API DI JEMBER DAN SEKITARNYA

Posting ini berawal dari keprihatinan saya dengan kondisi infrastruktur  jalur kereta api yang sudah mati (tidak digunakan) di wilayah kabupaten Djember dan sekitarnya. Tragis memang berapa banyak asset yang telah rusak sia2, hanya karena perhitungan neraca Rugi-Laba. Tidak adakah solusi yang lebih elegan yang bisa kita ambil dari permasalahan ini. Tapi pemikiran apapun untuk saat ini sudah terlanjur terjadi. Semoga tulisan saya ini bermanfaat bagi perkeretaapian kita.
  
1.     Jalur mati Lumajang-Rambipuji.

Stasiun Lumajang.
Stasun Lumajang Kota keadaannya mengenaskan di bagian depan beralih fungsi menjadi tempat berjualan buah2an. Sedangkan kantor, bangunan utama dan bangunan disebelahnya sudah berubah menjadi pergudang.
Setasiun Lumajang




Stasiun Lumajang


Stasiun Kasian.
Bekas bangunan Setasiun Kasian tampak tetutup rapat, dan tak terawat bahkan sudah ada bangunan rumah di sebelahnya.  Di kanan kiri jalan menuju stasiun difungsikan pergudangan.



Setasiun Kasian













Rel KA Stasiun Kasian












Stasiun Kasian


Stasiun Balung.
Begitu masuk ke area bangunan stasiun Balung yg terbilang cukup besar untuk tingkat kecamatan, aku dikejutkan dengan papan nama dengan huruf kapital PDSM Balung, bener juga yang aku lihat memang banyak sepeda dagangan berjajar lihat fotonya aja deh. Cek emane rek....





Stasiun Balung



Pedagang Sepeda
Loket Karcis


2.  Jalur mati Kalisat-Bondowoso. 

     Hanya Stasiun Kalisat yang masih berfungsi dengan baik karena jalur Kalisat-Garahan-Banyuwangi   hingga saat ini masih digunakan, sedangkan Kalisat-Sukowono-Bondowoso sudah tidak berfungsi.

Stasiun Kalisat



Stasiun Sukowono


Lonceng Peringatan KA


Stasiun Sukosari


Stasiun Bondowoso

Stasiun Bondowoso











3.  Jalur mati Bondowoso-Situbondo-Panarukan.

Seperti jalur mati yang lain keadaan yg sama juga dialami jalur Bondowoso-Panarukan. Seperti yang pernah saya ceritakan (pada blog ini), Panarukan adalah sebuah kota yg sangat penting di masanya melalui pelabuhan Panarukan inilah hasil bumi dari kota2 Se Karesidenan Besuki dipasarkan hingga ke luar negri. Inilah alasan mengapa seorang George Birnei membuka jalur kereta ini.

 Setasiun Kereta Api Situbondo















 
 





























  
  
 


 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
  
Setasiun Kereta Api Panarukan
 

































Minggu, 27 Maret 2011

TAHUKAH ANDA ?

Tahukah anda yang unik dari kota Jember?


1. Masjid "Tempurung Kelapa" Al-Baitul Amin.

Masjid ini terletak di sebelah barat alun-alun. Dengan bentuk arsitektur menyerupai tempurung kelapa, masjid ini dibangun pada masa Bupati Abdul Hadi, sekitar tahun 1970an. Selain dari pemerintah daerah masjid ini dibiayai oleh masyarakat karena bupati memerintahkan para kepala desa untuk melibatkan masyarakat memberikan sumbangan material berupa kelapa yang kemudian di jual dan hasilnya di sumbangkan untuk pembangunan masjid ini. Di sebelah selatan adalah masjid lama yang sengaja dipertahankan karena mempunyai nilai sejarah.

 

2. Gedung "Garuda" Pemda Jember .
Kantor Bupati Jember terlatak disebelah selatan alun2 ini dibangun pada awal era Orde Baru sekitar tahun 70an masa bupati Abdul Hadi. Yang unik dari gedung ini adalah bila kita lihat dari atas akan tampak seperti Burung Garuda sedang terbang.



Tampak dari atas:

3. Jam Dinding Stasiun Jember. 

Sepertinya biasa saja, tapi coba kita amati, ternyata angka empat romawi pada jam dinding kuno ini bukan IV tetapi IIII.


4. Menara Air Pasar Tanjung Jember.



5. Goa Jepang Papuma. 

"Goa"? Anda salah, bangunan yang terletak di Papuma ini sebenarnya bukan Goa,  tetapi bangunan peninggalan masa pendudukan Jepang di Jember yang digunakan untuk mengintai tentara sekutu dari selatan.


6.Terowongan Kereta Api Garahan.

7. Bis Surat Kantor Pos Jember.  

Bus Surat ini berada di depan kantor pos Jember.  Ada 2 buah disebelah kanan dan kiri, di Negeri Belanda sendiri Bus Surat ini sudah masuk Museum. Salah satunya dulu berada di depan hotel Merdeka (Jompo). Mungkin karena tidak begitu digunakan lagi olah masyarakat (kalah ma SMS kali ya? ) akhirnya dipindahkan di depan Kantor Pos.